Whatsapp itu bukan BBM, Pak Bos..

2 February 2020

Halo pembaca, sudah lama sepertinya blog ini mati suri. Jangan salah, ide untuk menulis selalu ada. Namun alasan klise, waktu yang terbatas selalu siap saya utarakan.


Masih segar dalam ingatan kita, ketika zaman BB (blackberry) digdaya di Indonesia. Semua memiliki BB, yang pasti tujuan utama untuk bisa menggunakan layanan BBM (Blackberry Messenger). Dimana fungsi sosial, chat/ngobrol dengan rekan, ghibah bos kantor dengan teman, ato sekedar baca-baca status atau lihat-lihat DP gebetan.


Masih ingatkan, kalo contact BBM kita ganti DP, ada notif yang muncul, sehingga membikin kita gatal untuk mengecek notif tersebut. Kan siapa tahu DP gebetan kita diganti foto kita. Ok, lupakan dulu hal tersebut. Gebetan mo ganti foto atau lainnya, tidak bakal mempengaruhi status yang lagi nggantung ini..


Awal mula, pak bos kantor ini, dengan gagah bikin himbauan di grup whatsapp kantor, intinya untul mengganti profile picture WA dengan logo acara kantor untuk meramaikan, dan supaya orang lain tahu tentang acara kantor.


Sebagai karyawan yang patuh bandel, saya tidak menjalankan instruksi tersebut. Maklumlah, selain saya bangga dengan profil picture sebelumnya, bertema Indonesia, bagi saya area Whatsapp itu area pribadi karyawan, dimana bukan kewajiban untuk mengganti profil picture dengan gambar yang telah ditentukan kantor.

Kecuali, kantor membayar untuk endorse, mungkin bisa kita bicarakan. 😀 apalagi kantor sudah mendapat media iklan gratis, dengan meminta pasang status di whatsapp masing-masing, gratis tanpa biaya. 😀


Dan akhirnya, pada sore harinya, pak bos kembali manghimbau ulang untuk ganti profile picture Whatsapp bagi yang belum, lengkap dengan nama anak buahnya yang bandel, termasuk nama saya. :D. Dengan ditambahi, minimal sampai tengah malam, boleh ganti lagi profile picturenya. Ketawa miris saya, dari sekian banyak kerjaan, ternyata pak bos lebih memilih kepo WA anak buahnya. Saya yakin, di cek satu-satu kontaknya. 😀 Setelah save as gambar profile saya yang lama, buat nanti ganti lagi, saya ikuti juga paksaan himbauan tersebut.

Peduli apa kontak WA kita dengan profile picture WA kita, karena sampai tulisan ini dibuat, belum ada notifikasi di WA yang menginfokan bahwa profile picture si A, B, dst diganti. Saya saja baru tahu gebetan teman saya sudah ganti profil picture dengan pasangan barunya, ketika saya ngecek kontak WAnya. Padahal sebelumnya, selalu foto jomblo, alias sendiri.


Jadi pak bos, lebih baik himbau update status di Whatsapp saja kalo mau promosi sesuatu, karena ada penanda di bar status WA kalau ada status baru (kecuali status WA anda dibisukan oleh teman WA, karena sering flooding status, sampai garis jadi titik). Jangan di profile picture WA dong, ingat pak bos.. Whatssapp bukan BBM.. 😀

Via Vallen

5 September 2018

Siap bergoyang?

Datang dan nikmatilah..

image

Jadi jangan sampai ketinggalan ya..

Halo Purwodadi

14 July 2018

Lebaran tahun ini, akhirnya bisa ikut berkunjung (baca saja mudik) ke Purwodadi dan menginap. Perjalanan mudik saat bertepatan hari lebaran, lancar dan hanya antri di beberapa titik jalan.

Seperti halnya keinginan para pemakai jalan(pemudik), semua pasti ingin cepat sampai ke tujuan. Siapa sih yang mau kena macet di jalan? 🙂 Tapi kita sebagai pengguna jalan, harusnya sudah paham akan kondisi lalu lintas saat masa masa lebaran.

Bukan hanya karena malas dan ingin cepat santai, terus menunjukkan kegoblokan dan ketololan anda di jalan raya. Iya, disini saya ketik goblok dan tolol. Oknum manusia goblok dan tolol yang (mungkin) punya SIM sedang beratraksi di jalan. 🙂 Ingat, tidak tahu gpp, tapi goblok jangan.

Jadi, kalo memang ada jalan raya hanya 2 lajur, 1 lajur kita dan 1 lainnya berlawanan, dan kondisi jalan ramai silahkan antri. Jangan beratraksi kayak sirkus maen hajar ambil lajur orang. Ditambah ada persimpangan jalan tak berlampu lalu lintas, yang hanya diatur oleh sukarelawan dari salah satu ormas.

Jangan heran, kalo mobil yang anda ambil jalurnya gak mau mengalah. Jadinya repot mau jalan susah. Kalau maju adu banteng, mundur sudah ada mobil yang ikut ketololan anda. Mau nyamping kiri, tidak ada sela, apalagi ke kanan bahu jalan milik orang. Dan gak perlu pasang muka serem dari balik kemudi, daripada situ jadi sasaran maki makian pengguna jalan lain. Jadi jangan kaget kalau ada pengguna jalan lain yang terganggu, papasan sama anda buka jendela dan berteriak, “woy goblok.. Bisa antri gak? Bikin macet saja !!”

Lanjut ke inti cerita, jadi saya menikmati Purwodadi. Areal persawahan yang kebetulan sedang masuk saat panen. Semua menguning rata, tanpa ada beda. Yang saya ingat bahwa, di sana saya belum menemui sawah yang dipasangi orang orangan sawah penghalau burung. Atau tiang bambu yang diberi tali yang bisa ditarik dari tepi sawah untuk menimbulkan bunyi keras sehingga burung pada takut.

Di Purwodadi, saya diajak (berburu) ngopi sama keluarga besar di sana. Bagaimana rasa kopi di sana? Jujur, untuk lidah saya, terasa sama. Mungkin pemula seperti saya, rasa kopi adalaah sama. Yang membedakan adalah kopi tersebut ada ampasnya atau tidak. Tempat yang kita coba, pertama adalah tempat kopi dekat rumah mbah, di Candi Joglo Purwodadi. Jadi lokasi tersebut adalah sebuah joglo yang disetting arsitektur bali, seperti pura. Jadi ada alunan musik gamelan Bali, pengunjung yang masuk juga dipinjami kain khas Bali. Disana bisa untuk menghilangkan dahaga selfie bagi penggila selfie, karena latar belakang khas pulau dewata, bisa disangka sedang berada di pulau tersebut.

Tempat ngopi kedua, seingat saya adalah warung kopi Mbah Dongkol. Sebuah warung kopi setting tradisional. Rame warungnya, dan nyantai suasananya. Tidak hanya kopi, menu minum lainnya juga ada, seperti susu.

Itulah sekilas liburan lebaran tahun ini, di Purwodadi. Setiap perjalanan akan meninggalkan jejak, mendapatkan pengalaman sendiri. Nikmati perjalanan anda, dan hormati pengguna jalan yang lain.

Dunia Fantasi

29 May 2018

Inilah dunia fantasi
Dunia dengan dua sisi
Yang seharusnya saling mengisi.

Memang tak seindah keinginan
Tidak sesuai dengan harapan
Namun inilah kenyataan.

Dalam setiap perbuatan
Yang engkau mungkin sangkal
Padahal membual.

Dalam setiap aturan
Yang selalu disenandungkan
Untuk ditegakkan
Walaupun akhirnya dilanggar.

Dasar standar ganda
Selalu mengada-ada
Bikin mengelus dada.

Inilah dunia fantasi.
Dunia penuh ilusi
Dengan cerita basi.

~kasurlagimalas,29mei2018

Ketika tarif bus “pisah ranjang”

19 October 2017

Halo pembaca budiman, semoga segala sesuatunya sedang dalam kondisi terbaik untuk kita semuanya saat ini. Amin.

Sebenarnya sudah lama ingin menulis tentang tarif bus Solo-Semarang lagi, tapi apa daya kalo rasa malas lebih kuat menaungi otak ini.

Tarif bus Solo-Semarang bergeser ketika musim mudik idul fitri tahun ini(2017). Tuslah menjadikan tarif yang semula 25ribu menjadi, seingat saya, 40ribu. Saat periode arus balik berakhir, tarif harusnya kembali ke tarif semula. Dari sini seinget saya mulai terjadi perbedaan tarif. PO Surabaya-nan masih setia tarif lama, Solo-Semarang  kursi 2-2 masih 25ribu, kursi2-3 setia di 18ribu.

Sementara PO Solo-Semarang asli, tarif menjadi 30ribu untuk trayek Solo-Semarang. Sempat berpikir bahwa tarif akan normal kembali ke 25ribu, ternyata masih tetap di 30ribu sampai suatu malam, (13 Oktober 2017) saya kembali naik salah satu PO asli trayek tersebut.

Lantas apakah tarif yang lebih murah menjadikan bus tersebut lebih diminati? Apakah kenaikan tarif diimbangi dengan perbaikan pelayanan? Kalau jawab saya sih relatif. Disini tidak akan saya jelaskan mana yang lebih baik, mana yang buruk. Saya hanya ingin menjabarkan beberapa pertimbangan yang harus diambil sebelum menentukan pilihan PO mana yang harus kita naiki.

Kalau sedang keburu waktu, lebih baik naik bus yang sedang ngetem di depan mata/bus yang mau berangkat. Karena kalau masalah keburu waktu, masalah tarif sudah tidak perlu di pikirkan lagi. Walaupun, bukan selalu menjadi jaminan bus berangkat awal tiba paling awal. Disalip di tengah jalan oleh bus belakangnya bisa saja terjadi, dimana bagi saya pribadi, hal ini bikin jengkel.

Selanjutnya, di mana anda akan turun. Dalam hal ini bisa menjadi pertimbangan karena ada perbedaan dalam tiket karcis PO. Perbedaan yang dimaksud adalah penyebutan nama kota di karcis. Misal di PO Surabaya 2-2 tertulis Solo – Salatiga – Semarang. Sementara di PO Solo-Semarang asli lebih banyak kota yang ditulis, misal Bawen, Ungaran, Boyolali dsbnya. Misal kita dari Solo mau turun Boyolali, lebih murah naik PO Solo-Semarang murni dibandingkan PO Surabaya seat 2-2. Karena dengan tiket PO Surabaya seat 2-2 yang tidak ada kota Boyolali, otomatis membayar tiket sama dengan turun di Salatiga.

Masih terkait di paragraf sebelumnya, jika bepergian malam hari dan tujuan akhir ke semarang, bisa ditentukan terlebih dahulu apakah akan ke Terminal Terboyo atau masuk kota semarang. Karena untuk PO Surabayanan, setelah sukun akan masuk tol ke Terminal Terboyo. Sementara PO Solo-Semarang (R#) akan masuk kota, melalui patung kuda Undip, Jatingaleh, Akpol dst. Oleh sebab itu jangan salah naik.

Terakhir, untuk fasilitas tambahan PO Surabaya seat 2-2 (biasanya) sudah termasuk air mineral 600ml. Dan untuk jarak kursi depan belakang, saya pribadi lebih nyaman PO Surabaya. Jadi saya kembalikan kembali kepada anda, pembaca tulisan ini, PO mana yang akan anda naiki dengan memperhatikan beberapa pertimbangan yang telah sedikit dibahas di atas.

Semoga kita bertem di Terminal Tirtonadi, di Sukun dan sampai berjumpa di bus. 🙂

Semoga bermanfaat. 🙂
Semarang, 19 Oktober 2017
06.18 waktu lokal HP saya. 🙂

#Jalan Hidup

17 January 2017

Hidup ini bukan untuk disesali, namun untuk dinikmati dijalani..
Sadar tidak sadar, semua akan datang dan pergi..
Waktu tidak kembali, kenangan yang akan berganti..
Memori pikiran yang akan setia menemani…

Pilihan ada untuk diambil..
Bukan untuk dihindari..
Mudah sulit itu sudah biasa..
Karena hati sudah kebal rasa..

Saat hari ini tertutup hitam..
Yakin sang putih akan datang..
Cari saja.. Tunggu saja..
Dengan sedikit usaha, dia akan menampak..
Merangkulmu erat tanpa mencampak..

Hadapi sisa hari hari dengan senyum..
Bolehlah satu dua kita pasang muka manyun..
Tapi asal jangan wajah mesum..

Dunia ini bukan hanya hitam atau putih..
Bukan hanya benar atau salah..
Bukan hanya aku atau kamu..

Semarang, 5 januari 2016 22:55

Perpanjang SIM

7 December 2016

Hai pembaca yang terhormat,

Ijinkanlah saya berbagi cerita ketika memperpanjang SIM C saya yang akan jatuh tempo. Bukan sebuah cerita spesial, namun setidaknya bisa menambah sedikit pengetahuan pembaca ketika akan memperpanjang SIM.

Saya melakukan perpanjangan di area Sukoharjo, dimana domisili saya berada dalam lingkup dati II area Sukoharjo. Perpanjang SIM setidaknya melakukan cek kesehatan dulu. Lokasi cek kesehatan yang dulu (5tahun lalu) yang terletak di dekat GOR Merdeka Sukoharjo, sekarang (kemarin) telah berpindah tempat. Lokasi cek kesehatan terletak di sebelah belakang sebuah apotek (barat jalan). Untuk nama apoteknya saya lupa. Tetapi jika dari tempat tes kesehatan yang lama, belok kanan ke arah Solo, setelah lewat lampu pengatur lalu lintas ada apotek sebelah kiri jalan. Atau jika dari Solo atau dari arah utara, setelah marung makan padang yang cukup besar disebelah kiri jalan, apoteknya setelah warung makan tsb di sebelah kanan anda.

Syarat administrasi tes kesehatan bawa copyan KTP dan SIM, masing-masing 2 lembar.
Atau di lokasi juga ada terdapat jasa fotocopy, dengan biaya Rp 2000,-.

Tes kesehatan yang dilakukan antara lain, pertanyaaan apakah anda sudah memakai kaca mata, baik + atau -. Kemudian tes baca huruf dari jarak yang telah ditentukan. Setelah selesai, cek tekanan darah. Terakhir cek buta warna. Biaya administrasi adalah Rp 40.000,- dan surat cek kesehatan tsb berlaku selama 3 minggu.

Setelah tes kesehatan, dilanjut ke kantor lantas di depan pasar Pak Soekarno. Setelah tukar indetitas dengan formulir di informasi, isi data data sesuai dengan formulir. Kemudian bayar di kantor BRI sebesar Rp 75.000,- (perpanjangan SIM C). Kemudian formulir dan bukti bayar dimasukkan ke loket perpanjangan SIM. Tunggu dipanggil untuk foto. Saat proses foto, diambil juga cap sidik jari jempol kanan dan kiri, kemudian tanda tangan. Setelah selesai tunggu kembali untuk dipanggil ambil kartu SIM yang baru. Selesai.

Demikianlah sedikit pengalaman saya ketika perpanjang SIM C kemarin, semoga dapat memberi gambaran ketika anda akan memperpanjang SIM.

Selamat beraktifitas, salam. 🙂

Cuti Kerja

21 November 2016

Cuti, setahu saya, merupakan salah satu hak seorang pekerja. Jatah cuti biasanya adalah 12hari dalam setahun (dikurangi hari cuti bersama). Terlepas setiap perusahaan mempunyai aturan tersendiri yang mengatur tentang cuti pekerjanya.

Beberapa waktu lalu, sebuah pesan gambar ramai di whatsapp tentang skema cuti di tahun 2017. Skema cuti yang dimaksud dengan memperhatikan letak hari libur nasional, kemudian disambung/ditambahi dengan ambil cuti dari perusahaan. Sehingga jatah cuti yang dijalani akan terasa lebih panjang, karena secara langsung bergandengan dengan libur nasional.

Tetapi dalam benak saya, skema cuti begini banyak yang mengambil. Jikalau memang cuti yang direncanakan bertujuan untuk liburan, biasanya tempat liburan bisa dipastikan padat. Kecuali cuti hanya untuk istirahat saja, tidak terpengaruh dengan ramainya tempat liburan.

Dalam hal ini, ada skema cuti lain yang bisa dipertimbangkan. Dalam kalender setahun, biasanya ada bulan yang tidak memiliki hari libur nasional atau jika ada hari libur nasional, jatuhnya di hari minggu. Jika skema cuti diambil pada bulan yang memiliki kriteria di atas, beberapa keuntungan bisa didapatkan, seperti merasakan istrahat liburan walaupun di bulan tsb tidak ada hari libur nasional, jika berencana liburan ke suatu tempat mungkin suasana lebih lengang dan tenang.

Skema cuti yang mana yang mau diambil, kita kembalikan kepada pembaca sahaja. Yang penting jangan lupa ambil cuti, karena itu hak anda.

Sekian. 🙂

   

Komposisi SDM

24 October 2016

Selamat pagi pembaca.. Kembali bersua lagi dalam coretan saya dini hari ini. Sebuah hal yang mengusik pikiran yaitu bila kita berbicara komposisi SDM dalam sebuah perusahaan.

Saya ingat ketika proses perekrutan masih berlangsung, tes wawancara di sebuah kampus di Solo. Sebuah pertanyaan, apa yang akan anda lakukan jika dalam satu unit anda terdapat karyawan yang sudah tidak mampu bekerja? Atau lebih mudahnya disebut malas bekerja/mengalami turun motivasi atau apapun istilah yang sepadan dengan kondisi di atas.

Jawaban saya sederhana, selama saya atau pihak yang berwenang terhadap SDM belum bisa mengeluarkan dia, maka akan saya “pakai” bagaimanapun caranya. Lewat cara memotivasi, ajakan, dukungan agar karyawan tersebut tetap berkontribusi positif. Namun, jika memang tidak bisa berubah atau sama saja, dengan kesadaran akan saya buang/pindahkan/hentikan karyawan tersebut karena menurut pandangan saya, hanya karena oknum begini yang membikin kinerja sebuah unit kurang optimal. Sadis bener ya. 😀

Oke itu hanya sebuah pertanyaan, jangan ditelan semuanya. Dan yang menjawab juga bukan ahli dalam bidang SDM.

Tetapi intinya, dalam perusahaan akan ada beberapa divisi/unit. Setiap unit akan memiliki beberapa karyawan dan seorang kepala. Yang saya ingin bahas disini adalah komposisi karyawan dalam sebuah unit. Dalam pandangam saya, komposisi itu hal yang penting dan menarik. Ambil saja seorang fotograger, ketika akan mengambil foto, mereka juga akan menilai sebuah objek yang akan difoto dengan sudut pandang komposisi objek tersebut.

Komposisi SDM bisa ditinjau salah satunya dari komposisi usia. Sebut saja karyawan tua dan karyawan muda. Perbandingam karyawan tua dengan muda disebuah unit ada baiknya seimbang. Jangan sampai terdapat perbedaan yang besar. Misal dari 6 karyawan, 5 tua 1 muda, ataupun sebaliknya. Kenapa begitu? Dalam pandangan saya, proses transfer pengetahuan perihal pekerjaan itu bukan sesuatu yang mudah. Oke, dalam dunia kerja SOP ata juklak mesti ada namun dalam prakteknya bisa ditemukan hal hal yang tidak disebutkan oleh SOP/juklak tersebut. Dengan komposisi usia yang seimbang, maka proses transfer pengetahuan akan bejalan baik.

Komposisi SDM selanjutnya ditinjau dari asal daerah atau domisili. Jika perusahaan anda merupakan jenis kantor yang ada lembur di akhir pekan, saya menyarankan agar komposisi SDM dalam sebuah unit juga perlu dipertimbangkan sesuai asal daerah atau domisili. Hal ini disebabkan karena setiap akhir pekan, ada kemungkinan karyawan perantau mudik ke daerah asal. Atau jika sudah relatif lama, seorang karyawan perantau cenderung memiliki keinginan untuk bisa pindah ke cabang perusahaan yang lebid dekat dengan daerah asalnya.

Itulah sedikit uraian opini saya dalam hal komposisi SDM dalam sebuah unit dalam perusahaan. Apabila memang anda seorang yang bertanggung jawab terhadap SDM sebuah perusahaan, sebuah pertanyaan yang harus selalu anda ingat. “Apakah aku sudah mengenal SDM-SDMku?”

Selamat pagi dan selamat beraktifitas. 🙂

Sajak akhir tahun 2015

31 December 2015

Saat tahun tersisa hitungan hari
Saat asa belum sepenuhnya tercapai
Lepaskanlah kepenatanmu sejenak kawan…

Bukan salahmu jika masih berpeluh
Asalkan jangan pernah mengeluh
Karena langit tidak akan pernah runtuh
Tetapi mereka dapat selalu disentuh.

Dengarkan, suara petasan dan terompet akan
beradu
Layaknya mereka bermain gundu
Tidak ada suasana sendu
Mereka akan bergembira bersenandung du du
du..

Sejenak dipergantian tahun ini,
Renungkan semua yang telah terlewati dan dilewati.
Kehidupan bukan suatu hal yang harus disesali.
Karena sebuah pilihan yang harus dijalani.
Suka atau tidak, selalu ada resiko mengikuti
Tinggal kita belajar untuk mengakrabi.

Tak lupa doa kita ucapkan
Sebagai pengingat bahwa kita sebagai ciptaan-Nya
Untuk meminta segala sesuatu yang telah dijalani,
Mendapat ridho dan ampunan-Nya
Serta langkah kecil kita yang akan menapak,
Agar selalu dijaga didalam jalan-Nya.

Selamat Datang Tahun 2016.